Hai, namaku Dony. Aku tinggal di Yogya tetapi tidak di kotanya melainkan
hanya di pedesaan pinggiran kota gudeg itu. Karena tidak mempunyai uang
untuk kuliah jadi aku selama beberapa bulan ini setelah pengumuman
kelulusan SMU hanya menganggur saja di rumah.
Cerita ini merupakan kejadian nyata di suatu desa T***** di pinggiran
kota Yogya pada tahun 2011, dan ini menjadi sebuah trauma di desa
saya, sehingga saya memberikan nama-nama samaran supaya tidak merugikan
pihak lain.
*****
Pada pertengahan bulan Maret tahun 2011, desaku kedatangan sekelompok
mahasiswa yang akan melakukan KKN. Mungkin karena ini adalah baru
pertama kalinya desaku jadi tempat tujuan KKN sehingga penduduk desaku
sangat gembira mendengar akan ada mahasiswa yang akan ikut membantu
meringankan beban dalam membangun desa kami terutama kepala dusunnya.
Kebetulan rumah tinggal yang di pinjamkan oleh kepala dusun untuk
sekelompok mahasiswa itu bersebelahan dengan rumah saya, sehingga secara
otomatis saya jadi dapat berkenalan dengan mereka. Mereka beranggotakan
delapan orang, lima di antaranya cowok, tiga yang lainya cewek.
Kebanyakan mereka bukan orang Yogya asli. Mereka ada yang berasal dari
Bandung, Sumatra, dan Sulawesi, cuma satu orang yang berasal dari Yogya.
Mereka ditugaskan oleh kepala dusun desa saya untuk membangun sebuah
kamar mandi umum untuk sarana desa yang selama ini belum terbangun.
Setiap hari, ketika mereka sibuk dengan pekerjaan mereka, aku selalu
memperhatikan salah satu anggota cewek dari ketiga mahasiswi tersebut.
Ia bernama Windy, usianya sekitar 22 tahun, lebih tua 3 tahun denganku
saat itu. Tingginya sekitar 167 cm, asalnya dari Bandung. Para pembaca
tahu sendiri kan kalau orang Bandung umumnya berkulit putih mulus.
Aku selalu memperhatikan Windy karena tubuhnya yang indah dan bahenol
itu, ia memakai BH yang berukuran mungkin sekitar 34 atau lebih, karena
memang payudaranya sangat menonjol, apalagi saat kerja ia hanya
mengenakan kaus ketat dan memakai celana gunung hanya pada bagian
atasnya saja, mungkin karena panas sehingga bagian bawahnya tidak
dipakainya saat bekerja, meskipun saat berdiri hanya sampai lutut,
tetapi saat berjongkok atau duduk bersila, pahanya yang putih mulus itu
sangat terlihat jelas dan saat berkeringat, BH-nya terlihat jelas karena
tercetak terkena keringat. Aku jelas sangat tergoda dan bernafsu,
apalagi di desaku jarang melihat cewek putih secantik dia.
Suatu ketika, saat mereka sedang bekerja keras, entah mengapa Windy
minta diantarkan temannya ke tempat tinggalnya yang berjarak sekitar 200
m dari tempat kerjanya, aku langsung mengikutinya karena hanya gadis
itulah yang aku sukai tubuh seksinya.
Sesampai di rumah mereka, Silvi teman Windi yang mengantarkannya,
diminta Windi untuk segera kembali ke teman-temannya untuk membantu
pekerjaan yang sedang mereka kerjakan agar cepat selesai. Mungkin karena
kelelahan, ia langsung pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan diri.
Karena rumah yang ditempatinya bukan termasuk rumah orang kaya maka
kamar mandinya pun juga sederhana sekali, pintunya saja hanya terbuat
dari seng yang tidak bisa tertutup rapat, bagian bawahnya terbuka
sekitar 5 cm, dan bagian kanan atau kiri pintu juga mudah diintip. Aku
sudah hafal dengan bentuk kamar mandi ini karena aku sering mengintip
diam-diam dua anak Pak Kadus yang masih SMP dan SMU saat mereka mandi.
Meskipun mereka berwajah manis tetapi masih kalah putih dan seksi
dibandingkan si Windi.
Aku masuk lewat halaman belakang karena kamar mandinya juga terletak di
halaman belakang. Mungkin karena sudah merasa aman setelah pintu depan
ditutup dan dikunci rapat, ia mandi dengan santai sambil menyanyi-nyanyi
lagu pop Britney Spears kesukaannya. Saat aku mulai mengintip, ia
sedang berjongkok untuk kencing sehingga aku mulai khawatir kalau-kalau
ia melihatku sebab ia berjongkok menghadap pintu depan kamar mandi
sedangkan aku mengintipnya dari bawah pintu. Tetapi untungnya ia hanya
melihat ke bawah lantai.
Saat ia kencing itulah aku merasa terangsang. Vaginanya terlihat jelas
karena terbuka lebar dengan bulu-bulunya yang keriting dan lebat, dan
yang paling kusukai dari dia tentunya adalah karena ia masih perawan.
Aku jadi ingin merasakan bagaimana rasanya vagina cewek yang masih
perawan karena selama ini aku hanya berpacaran dan berhubungan intim
dengan wanita yang sudah tidak perawan dan tidak secantik dia.
Setelah ia selesai mandi, aku ingin segera keluar dari rumah itu, tapi
karena hari itu hujan, aku terpeleset saat memanjat tembok dan
menyenggol pot tanaman hingga ia langsung keluar dari kamar mandi dengan
hanya menutup handuk untuk melihat suara apa itu dan langsung
memergokiku.
"Loh Mas, kok disini, lagi ngapain kamu Mas?".
"Eh.. Emm.. Aku ee.. Lagi manjat tembok tapi kepeleset", ujarku beralasan.
Karena sudah tak tahan melihat tubuhnya yang putih mulus dan wangi itu
aku mendekatinya dan tanpa basa-basi langsung kusekap mulutnya. Dengan
mudah aku dapat meringkusnya dengan mengikat tangannya karena di tempat
itu terdapat banyak tali-tali tambang, dan kuseret dia ke dalam kamar
tidur entah milik siapa. Di situ aku buka ikatannya dan langsung kurebut
handuknya sehingga ia telanjang bulat.
"Jangan Mas, jangan, kita kan tetangga", ia hanya dapat menangis dan memohon-mohon saat aku melepaskan semua bajuku.
"Emang gue pikirin, aku dah nggak tahan ngeliat tubuh seksi lu!!", bentakku.
Pistolku yang berukuran 18 cm ini langsung tegak menodong ke arahnya.
Aku langsung menubruk dia. Karena ia melakukan perlawanan terpaksa aku
menampar dan sedikit mencekiknya, karena hanya dengan cara inilah ia
akhirnya dapat lemas dan menyerah tanpa membuat lecet kulit putih
mulusnya. Aku mulai menciumi bibir tipisnya dan menjilati wajahnya
sambil meremas-remas payudara dan memelintir putingnya, lalu aku melumat
payudara dan menggigiti putingnya.
"Aah.. Aah sakit Mas!", rintihnya lalu aku mulai meletakan penisku di atas vaginanya.
"Jangan digituin Mas, ampun Mas", ia memohon sambil mengeluarkan air matanya.
"Santai aja Mbak, enak kok"
"Jangan Mas, jangan.. Aacchh.. Aacch.. Uucch sakit.. Ooch!!", ia
menjerit kesakitan saat aku berusaha keras memasukkan penisku ke dalam
vaginanya yang masih tertutup rapat.
Lalu kubalik posisi tubuhnya sehingga ia berlutut dan kutampar-tampar
pantatnya hingga memerah, sambil kujilat-jilat pantat mulusnya.
"Wow, pantat Mbak indah juga, bulet tapi juga sekal banget"
Saat hampir kumasukkan penisku ke duburnya tiba-tiba pintu terbuka dan
ada orang masuk. Windi tahu bahwa itu pasti temannya sehingga ia
langsung berterika meminta tolong. Orang itu mendengar teriakan Windi
lalu langsung menuju kamar ini hingga ia terkejut bukan main begitu juga
denganku
"Hey, sedang apa kau?"
"Eh.. Mm anu aku.." aku bingung menjawabnya.
Windi sempat lega melihat salah seorang temannya datang. Teman pria
Windi itu sempat ingin marah ketika Windi akan kusodomi. Tetapi ketika
ia melihat kemolekan tubuh Windi, ia jadi terdiam sesaat. Mungkin ia
juga terangsang, karena saat aku melihat bibirnya ia mengucapkan kata
"Wow" dengan lirih secara tidak sengaja. Tanpa disangka ia lalu malah
memberi suatu penawaran kepadaku.
"Kalo lu ngasih aku bagian dari tubuh sexy ini, aku nggak bakalan ngomong ama tetangga sebelah, OK?"
"Oh boleh saja, kita nikmati bareng-bareng aja." tentu saja aku setuju dari pada dikeroyok masa.
Dia langsung membuka bajunya yang sudah basah terkena hujan.
"Loh, Rob kamu ini gimana sih, aku ini temanmu" Windi merasa kecewa
ketika ia melihat temannya itu sedang mengeluarkan batang kejantanannya
dari CD-nya.
"Iya aku juga tau lu ini temanku, tapi kan cuman teman KKN aja dan
selama ini aku selalu terangsang ngeliat tubuh lu saat ngintip lu mandi,
he.. he.. he", ujarnya.
Aku langsung melanjutkan kegiatanku tadi. Saat Windi masih berdebat
dengan temannya, langsung saja kumasukkan penis 18,5 cm-ku ini ke lubang
duburnya.
"Robi, kamu ini kurang aj.. Aacchh.. Aach.. Oocch!!" ia menjerit kesakitan.
"Ooch.. Aacch.. Yes wauw biar seret tapi enak tenan Win duburmu!!", ujarku.
Temannya pun tak tinggal diam, ia langsung menyodorkan batang kemaluannya ke wajah Windi.
"Nah Win entot nih kontolku, ha.. ha.. ha!!", ia memaksa membuka mulut Windi dengan menjambaknya.
"Please Rob, please.. mmph.. mmphh!".
Windi merasakan siksaan sampai hampir muntah, karena memang ia belum
pernah mengulum penis seseorang. Kugenjot-genjot penisku, karena aku
senang jika melihat payudaranya bergoyang-goyang.
"Aach.. Oocchh.. Yes!!".
Akhirnya kusemprotkan cairan spermaku ke lubang duburnya. Si Robi pun
ikut menyemburkan cairan kentalnya ke mulut Windi dan memaksanya untuk
menelan semuanya dan menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di
penisnya. Lalu kami beristirahat sebentar sambil merokok dan menonton
film porno di ruang tengah. Lalu temannya yang ternyata bernama Robi itu
mampir ke warung sebelah untuk membeli vitamin penambah tenaga dan obat
kuat.
Setelah 30 menit, hari masih hujan lebat sehingga teman-temannya yang
lain kemungkinan masih akan lama pulangnya. Kami pun meneruskan
memperkosa Windi. Ia mengira penderitaanya sudah berakhir karena saat
aku menghampirinya, ia sudah memakai CD-nya kembali. Ia pun terkejut
saat aku menghampirinya sehingga ia melakukan sedikit pemberontakan tapi
tidak berhasil lalu langsung kutampar hingga jatuh dan Robi melepaskan
kembali CD-nya.
"Tolong sudahi saja Rob, aku sudah cape", mohonnya.
"Hey aku kan belum nyoba vagina lu tau!"
Robi berbaring telentang di kasur dan mengangkat tubuh Windi dengan
posisi tengkurap menghadap dirinya, dan langsung menghujamkan penisnya
ke vaginanya.
"Aacchh.. Uucchh.. Sst tolong, udah aja Rob, sakit..!", rintihnya.
Tanpa kutunggu-tunggu, aku langsung ikut menunggangi tubuh Windi dan
memasukan penisku ke vaginanya sehingga penisku dengan penis Robi
bergesekan dalam satu vagina hingga lapisan klitoris Windi robek dan
berdarah.
"Aacchh.. Aacch.. Uucch.. Sstt aduuh sakit banget, toloong!!"
Setelah sekitar 25 menit, Robi menyemprotkan spermanya dulu lalu
mencabutnya, dan tubuh Windi kubalikkan telentang. Lima menit kemudian
ganti aku yang menyemprotkan cairan hangat dan kentalku. Aku pun lemas
dan menindih tubuh seksinya tapi tidak langsung mencabut penisku dari
vaginanya. Windi pun juga sudah sangat lemas tidak berdaya.
Karena hujan sudah mulai agak reda, Robi langsung mengeluarkan HP-nya
dan memfoto bagian-bagian vital tubuh telanjang Windi untuk mengancam
Windi agar tidak membuka mulut kepada siapapun. Lalu kami memakaikan
bajunya. Saat kemudian 2 orang lagi temannya datang, kami terlihat
sedang menonton TV bersama. Meskipun wajah Windi terlihat sedih, mereka
tidak mengetahui dan tidak mempedulikannya karena memang hubungan mereka
belum begitu akrab sebab mereka semua berbeda jurusan apalagi baru
saling kenal beberapa hari. Tetapi beberapa hari kemudian, Windi
akhirnya mengaku kepada keluarganya bahwa ia telah diperkosa oleh saya
dan temannya saat KKN, sehingga kami pun ditangkap oleh polisi dan
dipenjara selama 2,5 tahun.
Setelah kejadian itu, warga desa saya menjadi trauma karena takut
kejadian itu akan terulang lagi dan itu telah memperburuk nama desaku.
Sejak saat itu jika ada KKN lagi, penduduk desa saya meminta para
anggota KKN khususnya cewek harus berpakaian sopan dan tidak merangsang,
karena pemuda di desaku memang jarang keluar desa, sehingga agak mudah
terangsang jika melihat cewek cantik dengan pakaian yang sedikit
menggoda.
Pencarian terakhir : Foto Bugil Kumpulan Bokep mp4, Bokep Indo, Bokep Jepang, Video Jav mp4, Bokep Jepang Streaming, Bokep Japanese, Video Mesum SMP, Video Bokep Indo, Indo Bokep mp4, Bokep Barat HD, Bokep Jepang Mp4, Bokep Jav Online, Pelajar Mesum, Video Skandal, Bokep Jepang Terbaru, Bokep Asia, Korea, Video Tante Girang, Bokep Sedarah, Bokep Pemerkosaan, Bokep Terbaru mp4, Film Blue Hd, Indo Hot Bugil, Foto Telanjang, Foto Bugil, Kumpulan Foto Cewek, Cewek SMA Bugil, Bokep HD jepang, Cewek Masturbasi, Bokep Pijat ++, Bokep jav HD Mp4, Kumpulan Bokep Mp4
Semua isi web ini berasal dari pencarian via Google.Com. Hanya usia 18+ yang boleh mengakses situs ini. Segala akibat yang ditimbulkan adalah tanggung jawab personal pengunjung.