Masa-masa lulus SMU adalah yang paling menjengkelkan, tidak diterima di
perguruan tinggi negeri, kuliah di swasta mahal, mau kerja sulit sekali,
teman-teman pada hilang, ada yang kuliah, kerja bahkan kawin. Beruntung
sekali hanya 3 bulan aku menganggur, aku disuruh untuk menjaga toko
milik Tante Ima, di bilangan Pasar *** (edited), Semarang.
Karena toko milik Tante Ima menjual sembako, maka pembelinya pun
kebanyakan ibu-ibu ataupun perempuan. Saya yang bertugas untuk
mengambilkan barang-barang seperti beras, gula ya hanya bersikap cuek
saja terhadap banyaknya pembeli itu.
Sebut Bu Lina pemilik toko di sebelah tokonya Tanteku, sering datang
sore hari setiap toko akan ditutup. Dia biasanya saling omong-omong,
bersenda gurau dengan Tanteku, dan apabila telah begini tentu lama
sekali selesainya. Dan seperti biasanya, aku pulang duluan ke rumah
karena Tanteku biasanya dijemput oleh suaminya atau anaknya.
Tapi suatu saat, ketika mau pulang aku teringat bahwa harus mengantarkan
Indomie ke pelanggan, aku cepat-cepat balik ke toko. Dan memang toko
sudah sepi, pintu pun hanya ditutup tanpa dikunci. Aku pun langsung
masuk menuju tempat penyimpanan Indomie. Ternyata aku menyaksikan
peristiwa yang tidak kuduga sama sekali, kulihat Tanteku dengan posisi
tetelentang di antara tumpukan karung beras sedang dioral kemaluannya
oleh Bu Lina. Tanteku sangat menikmati dengan rintihannya yang
ditahan-tahan dan tangannya memegang kepala Bu Lina untuk dirapatkan ke
selangkangannya.
Karena terkejut atas kedatanganku, maka keduanya pun berhenti dengan
memperlihatkan wajah sedikit malu-malu. Tapi tidak sampai lima detik,
mereka pun tersenyum dengan penuh arti.
"Kamu belum pulang to Her (Hery namaku), kebetulan lho kita bisa
rame-rame, ya kan Bu Lina..?" ucap Tanteku sambil menarik tangan Bu Lina
ke arah kedua dadanya yang terbuka.
"Ayo sini Her.., jangan malu, ughh, ahh..!" desah Tanteku lagi, kali ini tangannya melambai ke arahku.
Dan aku pun sempat bingung tidak tahu harus berbuat apa, tapi karena
kedua wanita dalam keadaan tanpa pakaian seperti itu memanggilku, nafsu
kelelakianku bangkit walaupun aku belum pernah merasakan sebelumnya.
Perlahan aku mendekati keduanya sambil melihat mereka berdua. Seperti
seorang raja aku pun disambut, mereka yang tadinya telentang dan
menindih kini mereka bangkit dan duduk sambil menata rambutnya
masing-masing.
Hanya lima langkah aku pun sampai di hadapanya, dan dengan lihai mereka berdua langsung meremas selangkanganku.
"Her, ini pernah masuk ke sarangnya belum..?" tanya Tanteku manja.
"Be.., belum Tante..!" jawabku polos sambil menahan rasa geli yang begitu nikmat.
"Wah.., hebat dong belum pernah. Pertama kali langsung dapat dua
lubang..!" canda Bu Lina, sementara tangannya menarik lepas celanaku
hingga aku benar-benar telanjang di hadapan mereka.
Dan sesaat kemudian aku merasakan kehangatan pada batang kemaluanku.
Terdengar srup, srup ahh. Tanteku dan Bu Lina seakan ingin berebut untuk
menikmati batang kemaluanku yang berukuran normal-normal saja.
"Ayo Bu.., hisap yang lebih kenceng biar keluar isinya..!"
"Iya Bu.., ini kontol kok enak banget sih..?"
"Cupp.., crupp..!" kata mereka berdua saling menyahut.
Aku hanya pasrah menikmati perlakuannya dan sesekali kuusap pipi-pipi kedua Tante-Tante itu dengan nafsu juga.
Tidak sampai 10 menit, aku merasakan sesuatu kenikmatan luar biasa yang
biasanya terjadi dalam mimipi, badanku menegang, mataku terpejam untuk
merasakan sesuatu yang keluar dari kemaluanku. Tumpahan maniku memuncrat
mengenai wajah Bu Lina dan Tanteku, dan dengan serta merta Tanteku
mengalihkan lumatan dari punyaku ke wajah Bu Lina. Dengan buas sekali
mereka saling berciuman bibir, berebutan untuk menelan air kenikmatan
punyaku. Aku pun berjongkok dan membuka paha Tanteku, Tanteku hanya
menurut.
"Mau apa kau Sayang..?" desah Tanteku.
Aku hanya diam saja dan mengarahkan wajahku ke arah selangkangannya yang
berbau anyir dan tampak mengkilap karena sudah basah. Aku mencoba untuk
melakukan seperti di film-film. Kumasukkan lidahku ke dalam
rongga-rongga vaginanya serta menyedot-nyedot klitorisnya yang kaku itu.
Kurasakan ketika aku menyedot benda kecil Tanteku, Tanteku selalu
menggelinjang dan mengangkat pantatnya, sehingga kadang hidungku ikut
mencium benda kecil itu.
"Her.., kamu kok pinter banget sih, terus, terus uggh.. ughh.. ahh, ehh, aahh..!" ceracau Tanteku.
"Terus Her, terus..! Beri Tantemu surga kenikmatan, ayo Her..!" ucap Bu Lina yang memilin dan mengemut puting susu Tante Ima.
"Terus Bu..! Her.., aku mau muncrat! Ayo Her.., sedot yang keras lagi..!" pinta Tante Ima.
Aku pun semakin liar memainkan vaginanya, dan dengan teriakan Tante Ima,
"Aghh.., ughh..!" lidahku merasakan ada cairan kental keluar dari
vagina Tante Ima. Aku cepat-cepat menangkapnya dan sedikit ragu untuk
menelannya.
"Her, sudah Her.., Tante sudah puas nih..! Kamu gantian dengan Bu Lina
ya..!" ucapnya sambil tangannya mengusap cairannya yang keluar dari
liang senggamanya.
Aku pun tidak sadar bahwa batang kemaluanku sudah bangun lagi, tegak dengan sempurna walaupun sedikit terasa ngilu.
"Bentar Her.., kamu disini dulu ya..!" pinta Bu Lina sambil keluar ke tempat tumpukan koran dan mengambil beberapa lembar.
Kemudian Bu Lina masuk ke gudang lagi dengan menggelar koran yang
dibawanya. Setelah kira-kira cukup, Bu Lina menelentangkan tubuhnya dan
memanggilku, "Ayo sekarang giliran saya dong Her..!" katanya sambil
tangannya meremas susunya sendiri.
Aku pun langsung mengangkanginya dan kedua tangan pun mengganti
tangannya untuk meremas susu-susunya yang masih kenyal. Lembut, halus,
enak rasanya memegang payudara orang dewasa.
"Her.., masukin dong tuh burung kamu ke lubang Lina, ayo dong Her..!" bisiknya lembut.
Aku pun berusaha untuk mengarahkan masuk ke liangnya, tapi dasar memang masih amatir, terasa terpeleset terus.
"Ayo Lina bantu biar nggak salah sasaran..!" ucapnya.
Dan tangannya pun memegang batang kemaluanku dengan lembut dan
memberikan kocokan sebentar, dan akhirnya dibimbing masuk ke lubang
kenikmatannya.
Ini pertama kali kurasakan penisku masuk ke sarangnya. Terasa hangat,
lembab, nikmat dan seperti ditarik-tarik dari dalam kamaluan Bu Lina.
Secara naluri aku pun mulai menggerakkan pantatku maju mundur secara
pelan dan berirama.
"Terus Her.., masukkin lagi yang lebih dalam, ayoo, ughh..!" desah Bu Lina.
Tangan Bu Lina pun telah memegang pantatku dan menekan-nekan supaya
doronganku lebih keras, sedangkan kakinya telah melingkar di pinggangku.
Kira-kira hanya 10 menit berlalu, Bu Lina menjerit sambil menggaruk
punggungku dengan keras, "Ooohh.., aku ngejrot.., Her..! Yeess..,
uhh..!"
Kemudian tubuhnya lunglai dan melepaskan kakinya yang melingkar di
pinggangku. Aku pun bangkit meninggalkan Bu Lina yang telentang dan
tampak dari liang kenikmatannya sangat banyak cairan yang keluar.
Kuhampiri Tanteku yang mulai menutup pintu-pintu tokonya. Aku pun turut
membantunya untuk mengemasi barang-barang.
Setelah beberapa menit menunggu jemputan, terdengar telpon berdering.
Setelah kuangkat ternyata mobil yang dipakai menjemput dipakai suaminya
untuk ngantar tetangga pindahan. Kemudian aku pun menawarkan untuk
mengantarkan ke rumah Tanteku dengan Impresa 95 kesayanganku.
Di dalam perjalanan, Tante banyak bercerita bahwa hubungan lesbinya
dengan Bu Lina sudah 3 tahun, karena Omku suka pulang malam
(mabuk-mabukan, judi, nomor buntut, dan sebagainya) sehingga tidak puas
bila dicumbu oleh Omku. Sedangkan Bu Lina memang janda karena suaminya
minggat dengan wanita lain.
Sampai di rumah Tante Ima, suasananya memang sepi karena anaknya kuliah
dan Omku sedang mengantar tetangga pindah rumah. Setelah aku
angkat-angkat barang ke dalam rumah, aku pun lalu pamitan mau pulang
kepada Tanteku. Aku terkejut, ternyata Tanteku bukannya memperbolehkan
aku pulang, tetapi malah menarik tanganku menuju kamar Tanteku.
"Her.., Tante tolong dipuasin lagi ya Yang..!" pintanya sambil memelukku dan menempelkan kedua buah dadanya ke tubuhku.
Aku pun mencium bibirnya yang terbuka dan mengulumnya dengan nafsu,
demikian pula Tante Ima. Kemudian dengan dorongan, jatuhlah tubuh kami
berdua di kasurnya, dan dengan bersemangat kami saling meraba, menindih,
merintih. Hingga akhirnya aku melepaskan maniku ke dalam kemaluan
Tanteku.
Aku pun pamitan pulang dengan mencium bibirnya dan meremas susunya
dengan lembut. Kemudian dari laci lemari diambilnya uang seratus ribuan,
dan diberikan kepadaku, "Untuk rahasia kita..!" katanya.
Sampai saat ini lebih dari 2 tahun aku bekerja di toko Tanteku, dan
hubungan badanku dengan Tante Ima dan Bu Lina masih berlangsung. Dan
yang menyenangkan adalah Tanti, anak Bu Lina mau kupacari, dan aku ingin
menjadikannya sebagai istri.
Pencarian terakhir : Foto Bugil Kumpulan Bokep mp4, Bokep Indo, Bokep Jepang, Video Jav mp4, Bokep Jepang Streaming, Bokep Japanese, Video Mesum SMP, Video Bokep Indo, Indo Bokep mp4, Bokep Barat HD, Bokep Jepang Mp4, Bokep Jav Online, Pelajar Mesum, Video Skandal, Bokep Jepang Terbaru, Bokep Asia, Korea, Video Tante Girang, Bokep Sedarah, Bokep Pemerkosaan, Bokep Terbaru mp4, Film Blue Hd, Indo Hot Bugil, Foto Telanjang, Foto Bugil, Kumpulan Foto Cewek, Cewek SMA Bugil, Bokep HD jepang, Cewek Masturbasi, Bokep Pijat ++, Bokep jav HD Mp4, Kumpulan Bokep Mp4
Semua isi web ini berasal dari pencarian via Google.Com. Hanya usia 18+ yang boleh mengakses situs ini. Segala akibat yang ditimbulkan adalah tanggung jawab personal pengunjung.