Namaku
Lia, aku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.
Asalku sendiri dari Bandung dan di Jakarta aku kost di sebuah rumah kost
wanita di Jakarta Selatan. Ada sekitar 12 orang kost di tempatku dan
sebagian besar masih kuliah seperti aku walaupun ada juga yang sudah
bekerja. Aku cukup beruntung karena berasal dari keluarga yang
berkecukupan, malah mungkin dapat dibilang cukup berlebihan.
Satu hal yang membedakan aku dengan wanita-wanita normal lainnya adalah
sejak kecil aku tidak pernah tertarik pada pria. Sebenarnya banyak pria
yang suka denganku sejak aku masih SMU. Teman-temanku juga banyak yang
heran mengapa aku belum punya pacar juga, karena menurut mereka aku
cantik. Aku selalu bilang kalau belum ada yang kusuka dan aku belum mau
cepat-cepat pacaran. Ada juga yang pernah bercanda dan bilang kalau
mungkin aku seorang lesbian. Sebenarnya temanku itu betul, tapi aku
tidak berani mengakuinya. Terus terang aku malu sekali bila ada
yang tahu kalau aku seorang lesbian. Orangtuaku juga pasti marah besar
dan kecewa bila tahu keadaanku yang sebenarnya. Apalagi mereka juga
tergolong sangat religius dan aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan di
Bandung. Baru sejak aku kuliah dan pindah ke Jakarta aku dapat
menyalurkan keinginanku yang sudah bertahun-tahun kupendam dan kadang
sangat menyiksa itu. Waktu di SMU aku pernah punya teman dekat
wanita. Kami sering pergi berdua dan aku suka sekali sama dia. Tapi
sampai hari ini pun perasaan itu tidak pernah kuutarakan kepadanya
karena aku tahu dia bukan seorang lesbian sepertiku dan aku tidak mau
merusak persahabatanku dengannya. Pengalaman pertamaku dengan
wanita dimulai sekitar satu tahun lalu. Di tempat kostku ada seseorang
yang kebetulan juga kuliah di kampus yang sama denganku walaupun dia
beda fakultas, sebut saja namanya Tasya. Tasya tidak punya kendaraan,
jadi dia sering ikut mobilku ke kampus. Kami juga sering pergi ke mall
atau nonton bersama, sehingga dalam waktu yang singkat hubungan kami
menjadi cukup dekat. Tasya anaknya sangat cantik (dia
sekali-sekali melakukan pemotretan sebagai model dan pernah menjadi
cover girl di salah satu majalah remaja), kulitnya putih mulus dan
badannya juga tinggi langsing. Sebenarnya sejak dari awal aku kenal dia
aku sudah suka dia, tapi sekali lagi, perasaan itu kusimpan dalam-dalam
karena aku tidak tahu apakah dia juga seperti aku atau seperti gadis
normal lainnya. Yang kutahu dia belum pernah punya pacar cowok juga.
Di malam hari kami sering main ke kamar masing-masing untuk ngobrol
atau nonton film. Kamar Tasya juga ada kamar mandinya dan biasanya dia
hanya melilitkan handuk setelah selesai mandi dan mengenakan pakaian di
depanku. Mungkin karena aku wanita juga, jadi dia tidak malu-malu,
pikirku. Di kamar biasanya Tasya hanya mengenakan baju kaos longgar
tanpa BH atau celana dalam lagi. Aku sering mencuri-curi pandang ke
kemaluannya yang ditumbuhi oleh bulu-bulu yang lebat. Hampir seluruh
badannya ditumbuhi bulu-bulu halus dan ini menambah keseksian dia.
Setelah beberapa bulan kami dekat, aku masih belum tahu kalau dia juga
seorang lesbian sepertiku. Aku baru tahu setelah dia sendiri mengaku
kepadaku. Kejadiannya sekitar 7-8 bulan yang lalu. Waktu itu aku sedang
baca majalah di kamar dan Tasya main ke kamarku, katanya mau nonton VCD
di kamarku. Sambil dia nonton, aku pergi mandi dan waktu aku selesai
mandi aku sengaja keluar tanpa mengenakan apa-apa. Hal ini tidak pernah
kulakukan sebelumnya karena sebenarnya aku cenderung pemalu dan tidak
biasa memamerkan tubuh telanjangku ke orang lain. Aku hanya mau melihat
reaksi Tasya saja kalau melihat aku dalam keadaan telanjang.
Begitu aku keluar kamar mandi, dia cukup kaget melihatku. Matanya terus
memandangi tubuhku dari atas ke bawah dan dia berkomentar kalau badanku
seksi dan dia suka buah dadaku yang menurutnya walaupun tidak begitu
besar tapi kelihatan kencang. Tidak tahu kenapa, saat itu aku tidak
merasa malu walaupun Tasya terus memandangku, dan malah aku sengaja
berlama-lama mengeringkan rambutku sambil menghadap ke arahnya.
Setelah itu aku mengenakan baju tidur putih yang bahannya cukup tipis
tanpa mengenakan apa-apa lagi seperti yang biasa dilakukan Tasya. Aku
duduk bersila di depannya dan kami mulai mengobrol seperti biasanya.
Karena posisi dudukku dan baju tidurku yang cukup pendek, Tasya dapat
melihat kemaluanku dengan jelas, dan kuperhatikan dia beberapa kali
melihat ke arah situ. Pembicaraan kami pun berlanjut dan Tasya
menanyakan aku apakah aku pernah pacaran dengan wanita, karena dia heran
kenapa sampai saat ini aku belum pernah punya pacar cowok. Aku bilang
belum dan aku tidak melanjutkan jawabanku lagi. Hal yang sama kutanyakan
ke Tasya dan jawabannya sungguh di luar dugaanku. Tasya mengaku kalau
sebenarnya dia adalah seorang lesbian dan dia pernah punya pacar wanita
sewaktu di SMU. Terus terang, pernyataan itu membuat hatiku
berbunga-bunga karena dia adalah wanita pertama yang kusuka dan
kebetulan juga seorang lesbian. Aku beranikan untuk berterus
terang ke Tasya kalau aku juga seperti dia dan bahwa sudah lama aku
memendam perasaan padanya. Tasya tersenyum dan mengatakan bahwa dia juga
punya perasaan yang sama, tapi juga tidak berani mengatakan yang
sebenarnya kepadaku sebelum dia yakin kalau aku juga suka sama dia.
Tasya kemudian merebahkan kepalanya di pangkuanku. Sambil
membelai rambutnya, kami terus ngobrol dan menyesalkan kenapa selama ini
masing-masing selalu berpura-pura dan tidak berani berterus terang. Aku
bilang kalau aku takut dia malah menjauhiku kalau tahu aku seorang
lesbian, karena sampai hari itu pun aku juga tidak tahu kalau Tasya
seperti aku juga. Beberapa saat kemudian Tasya mengajakku naik
ke ranjang. Kami berciuman lama sekali, dan itulah pengalaman pertamaku
berciuman dengan seseorang. Tasya kelihatan sudah cukup ahli dan
tangannya mulai turun dan memegang buah dadaku. Aku sudah mulai
terangsang dan aku minta dia untuk melepaskan baju tidurku.
Sambil berdiri, Tasya melepaskan baju kaos yang dikenakannya, tetapi
masih mengenakan celana dalamnya. Kemudian dia menarik baju tidurku ke
atas sehingga aku tidur telentang di hadapannya tanpa mengenakan apa-apa
lagi. Tasya kemudian mulai menciumi buah dadaku dan menjilati kedua
putingku. Aku sudah sangat terangsang dan kemaluanku mulai basah.
Ciuman Tasya mulai turun dan dia kemudian membuka kedua kakiku
lebar-lebar. Rambut kemaluanku disibakkan dan Tasya mulai menjilati
klitorisku. Aku terus mengerang sambil memejamkan mata. Hanya dalam
selang waktu beberapa menit aku menikmati ciuman pertamaku, sentuhan
seorang wanita dan sekarang pertama kalinya juga seseorang menjilati
kemaluanku. Tasya terus memainkan lidahnya di kemaluanku dari
atas ke bawah dan beberapa kali menghisap klitorisku seperti menghisap
sedotan. Aku orgasme beberapa kali dan sepertinya Tasya tidak memberikan
kesempatan kepadaku untuk bernapas dan terus memainkan lidahnya dan
menjilatiku dengan semakin bernafsu. Setelah puas menjilatiku,
dia memintaku untuk melakukan hal yang sama kepadanya. Aku mulai dengan
menjilati buah dadanya yang lumayan besar dan putingnya yang berwarna
merah kecoklatan. Putingnya juga besar dan sepertinya sensitif sekali,
karena Tasya langsung mendesah-desah dengan keras begitu aku menjilati
putingnya. Tasya memintaku untuk menjilati kemaluannya, tapi aku masih
belum puas bermain-main dengan putingnya yang seksi itu.
Jilatanku terus turun sampai ke kemaluannya. Celana dalamnya belum
kulepaskan, dan di sebelah kiri kanan celananya terlihat rambut
kemaluannya yang lebat. Aku mulai dengan menjilati sebelah kiri dan
kanan selangkangannya. Tasya terus mendesah dan membuka kakinya lebih
lebar lagi. Dia memintaku untuk melepaskan celananya, dan sambil
pantatnya diangkat sedikit, kulepaskan celana dalamnya perlahan-lahan,
dan terlihatlah dengan jelas kemaluannya. Kulanjutkan dengan
menjilati kemaluannya, matanya dipejamkan dan kedua tangannya ditaruh di
atas kepalaku sambil sedikit menekan-nekan dan mengarahkan jilatanku ke
klitorisnya. Ternyata menjilati kemaluan wanita sangat nikmat, lebih
dari yang selama ini kubayangkan. Aku membuka bibir kemaluan Tasya dan
kujilati bagian dalamnya yang berwarna kemerahan. Tasya sudah sangat
basah dan semakin keras mengerang. Kemudian Tasya memintaku
untuk bangun dan melakukan posisi 69 dengan tubuhku berada di atas
tubuhnya. Kami saling menjilati kemaluan satu sama lain sampai akhirnya
kami beberapa kali orgasme. Setelah lelah, kami berciuman kembali dan
tidur berpelukan sepanjang malam. Aku benar-benar menikmati pengalaman
pertamaku ini, apalagi dengan orang secantik dan selembut Tasya.
Setelah malam itu, kami sering bercinta. Kadang-kadang aku menginap di
kamarnya atau dia di kamarku. Memang kami tidak berani untuk tidur
bersama setiap malam untuk menghindari omongan teman-teman kost lainnya.
Percintaan kami berakhir dua bulan yang lalu waktu Tasya beserta
keluarganya pindah ke Australia. Aku sangat kehilangan dirinya dan tidak
tahu apakah aku akan mendapatkan orang seperti dirinya lagi.
Saat ini aku sangat kesepian dan kadang-kadang timbul keinginan untuk
menceritakan keadaanku yang sebenarnya ke orang lain, mungkin saja
dengan begini aku akan lebih mudah mendapatkan teman wanita. Tapi
sepertinya saat ini aku belum siap dan aku terlalu takut orangtuaku akan
kecewa dan marah besar kalau mereka tahu satu-satunya anak wanitanya
adalah seorang lesbian.
Pencarian terakhir : Foto Bugil Kumpulan Bokep mp4, Bokep Indo, Bokep Jepang, Video Jav mp4, Bokep Jepang Streaming, Bokep Japanese, Video Mesum SMP, Video Bokep Indo, Indo Bokep mp4, Bokep Barat HD, Bokep Jepang Mp4, Bokep Jav Online, Pelajar Mesum, Video Skandal, Bokep Jepang Terbaru, Bokep Asia, Korea, Video Tante Girang, Bokep Sedarah, Bokep Pemerkosaan, Bokep Terbaru mp4, Film Blue Hd, Indo Hot Bugil, Foto Telanjang, Foto Bugil, Kumpulan Foto Cewek, Cewek SMA Bugil, Bokep HD jepang, Cewek Masturbasi, Bokep Pijat ++, Bokep jav HD Mp4, Kumpulan Bokep Mp4
Semua isi web ini berasal dari pencarian via Google.Com. Hanya usia 18+ yang boleh mengakses situs ini. Segala akibat yang ditimbulkan adalah tanggung jawab personal pengunjung.